Efek Tyndall
Salah satu cara sederhana membedakan sistem koloid dengan sistem campuran lain seperti larutan dan suspensi adalah dengan menjatuhkan berkas cahaya ke sistemnya. Larutan sejati akan meneruskan cahaya karena partikel zat terlarutnya sangat kecil sehingga terlihat transparan pada sistemnya sedangkan koloid akan menghamburkan cahaya yang diberikan kepada sistemnya karena partikel koloid cukup besar dan yang terpenting tersebar merata di dalam pelarutnya. Hal ini disebabkan ketika berkas cahaya melalui sistem koloid maka akan dihamburkan dan berbekas oleh partikel terdispersi koloid. akibatnya kita akan bisa melihat jalannya/berkas cahaya pada sistem koloid. Perhatikan gambar berikut untuk lebih jelasnya.
Gerak Brown
Gerak Brown
Jika diamati dengan mikroskop ultra, akan terlihat bahwa partikel koloid senantiasa bergerak terus menerus dengan gerakan patah - patah(gerak zig - zag). Gerak zig - zag partikel koloid ini disebut gerak Brown sesuai dengan nama penemunya yaitu Robert Brown, seorang ahli biologi berkebangsaan inggris.
Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetik molekul yang menyatakan bahwa molekul molekul dalam zat cair senantiasa bergerak. Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan antara partikel koloid. Dalam suspensi tidak terjadi gerak brown karena ukuran partikel yang cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown tetapi tidak bisa diamati. Grak Brown ditunjukkan oleh gambar berikut :
Muatan Koloid
Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini menunjukan bahwa partikel koloid tersebut bermuatan. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke abaode(kutub positif) sedangkan kolid bermuatan positif bergerak ke katoda(kutub negatif). Dengan demikian slektroforesis dapat digunakan untuk menentukan muatan suatu koloid.
Elektroforesis menjadi salah satu cara untuk mengidentifikasi DNA untuk mengidentifikasi korban/ pelaku kejahatan.
Adsorbsi
Partikel koloid mempunyai kemapuan untuk menyerap berbagai macam zat dipermukaanya. penyerapan pada permukaan ini disebut Adsorbsi. Muatan koloid terjadi karena adsorbsi ion - ion tertentu. Soal Fe(OH)3 dalam air mengadsorbsi ion positif sehingga bermuatan positif sedangkan sol As2S3 mengadsorbsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
Muatan koloid juga merpakan faktor yang menstabilkan koloid, disamping gerak Brown. Oleh karena muatannnya sejenis, maka partikel-partikel koloid yang saling tolak menolah sehingga terhindar dari pengelomokkan antar sesama partikel koloid itu. Partikel koloid dapat mengadsorbsi bukan saja ion atau muatan listrik tetap juga molekul lain yang bermuatan netral. Oleh karena mempunyai permukaan yang relatif luas, maka koloid mempunyai daya adsorbsi yang besar pula. Contoh :
Muatan koloid juga merpakan faktor yang menstabilkan koloid, disamping gerak Brown. Oleh karena muatannnya sejenis, maka partikel-partikel koloid yang saling tolak menolah sehingga terhindar dari pengelomokkan antar sesama partikel koloid itu. Partikel koloid dapat mengadsorbsi bukan saja ion atau muatan listrik tetap juga molekul lain yang bermuatan netral. Oleh karena mempunyai permukaan yang relatif luas, maka koloid mempunyai daya adsorbsi yang besar pula. Contoh :
Pemutihan gula
gula yang masih berwarna dilrutkan dalam air kemudian dialirkan melaui tanah diatome dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan teradsorbsi, sehingga diperoleh gula berwarna putih.
Norit
Norit adalah tabel yang dinuat dari karbon ktif. Di dalam usus, norit membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorbsi gas atau zat beracun.
Penjernihan air
untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat. Di dalam air, alumunium sulfat terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid. Koloid Al(OH)3 ini dapat mengadsorbis zat - zat warna atau pencemar.
Koagulasi
Partikel Koloid kadang kadang mempunyai daya tarik yang kuat sesamanya sehingga membentuk gumpalan padat yang disebut dengan koagulasi. Gumpalan itu mengendap di dasar bejana dan hilanglah sifat koloid sistem.
Koagulasi dapat dilakukan dengan cara
Cara elektrolisis
Dalam cara elektrolisis, koloid diberi arus listrik sehingga partikel bergerak ke elektroda yang berlawanan muatannya. Akibatnya partikel menjadi netral dan akhirnya menggumpal dan mengendap di elektroda.
Cara Pemanasan
suatu koloid apabila dipanaskan akan terkoagulasi karena energi partikel menjadi lebih besar dan tumbukan antar sesama partikel menjadi lebih banyak, akibatnya dapat membentuk ikatan akhirnya mengumpal.
Cara penambahan elektrolit
Koloid yang bermuatan akan tergumpal jika diberi larutan elektrolit, karena menjadi tidak stabil. Koloid bermuatan negatif akan menggumpal apabila ditambahkan larutan elektrolit bermuatan positif begitu juga dengan koloid positif jika ditambah elektrolit yang negatif juga akan mengendap.
Mencampurkan dua macam koloid.
Bila dua macam koloid (sol) ditambahkan yang muatannya berlawanan akan menimbulkan koagulasi karena adanya daya tarik listrik antara keduanya.
Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari hari :
1. Pembentukan Delta di muara sunga
2. Karet alam lateks yang digumpalkan dengan asam formiat
3. Lumpur kolodial dalam air sungan yang digumpalkan dengan tawas.
4. Asap dari pabrik digumpalkan dengan alat koagulasi listri dari Cottrel