-->

Pengertian Kritik Musik

Pengertian kritik musik menurut parah ahli seperti kwant - Istilah critic (Inggris: kritik) berasal dari kata kritikos yang berarti able to discuss. Kata “kritikos” dapat dikaitkan dengan kata Yunani krenein, yang berarti memisahkan, mengamati, menimbang, dan membandingkan. Dalam kenyataan yang dihadapinya, orang membuat pemisahan, perincian, antara nilai dan bukan nilai, arti dan yang bukan arti, baik dan jelek (Kwant, 1975:12). Kritik merupakan penilaian terhadap kenyataan yang kita hadapi dalam sorotan norma (Kwant, 1975: 19). Dengan pengertian ini, dapat dilihat bahwa dalam melakukan kritik musik ada obyek yang dikritik dan ada orang yang mengkritik, yang disebut kritikus. 
Pengertian Kritik Musik
Jadi Kritik musik bisa di artikan penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki karya musik tersebut. Konsep itu menunjukkan bahwa di dalam kritik musik harus ada norma-norma tertentu yang berfungsi sebagai dasar penilaian atau pembahasan terhadap sesuatu yang kita hadapi. Dengan persyaratan normatif semacam itu, maka sesungguhnya kata “kritik” bisa juga dikaitkan dengan “kriteria” sebagai ukuran penilaian. Artinya bahwa orang yang melakukan kritik musik selalu didasarkan (terikat) oleh banyak kriteria.

Pengertian kritik menurut parah ahli:
  1. Osborne (1955) mengatakan, bahwa kritik adalah kerancuan dan kesimpangsiuran. Hal semacam itu bisa dimengerti bila dikaitkan dengan definisi-definisi seni yang dikemukakan para ahli juga berlainan karena perbedaan sudut pandang.
  2. Menurut Sudarmaji (1979: 2), kritik adalah komentar atau ulasan yang bersifat normatif terhadap sesuatu prestasi dan hal ikhwal dengan tujuan apresiasi. 
  3. Stolnitz (1966) kritik seharusnya berupa aktivitas evaluasi yang memandang seni sebagai objek bagi pengalaman estetik. 
  4. Feldman (1981) Kritik sebagai usaha pemahaman dan peningkatan 'kenikmatan; dalam penghayatan karya seni 
  5. Flaccus (1981) memandang kritik seni sebagai studi rinci dan apresiasi dengan analisis cendekia atas karya seni yang disertai tafsir beserta alasan dari informasinya. 
  6. Dewey (1934), kritik seni tidak perlu sampai pada keputusan nilai karena dengan deskripsi yang lengkap beserta pembahasannya sudha cukup untuk menangkap estetiknya. 
  7. Aschner (1956) bahwa kritik sebagai aktifitas penilaian yang bisa ditransfer secara verbal, seperti memberikan alasan-alasan mengapa sebuah karya seni itu diterima atau ditolak. Dia juga berpendapat bahwa kegiatan kritik hendaknya melibatkan metode penelitian dan evaluasi yang bisa menjadi dasar bagi seseorang untuk mengkritik dalam upaya mengangkat karya seni ke jenjang yang tinggi.