-->

Pengertian Perputaran Karyawan (Labour Turnover) Menurut Para Ahli

Pengertian Perputaran Karyawan (Labour Turnover)
Istilah turnover berasal dari kamus bahasa Inggris Indonesia (Echols, Jhon M & Hassan Shadily, 1990; 608) yang berarti pergantian. Sedangkan Ivancevich (2009; 663) menjelaskan bahwa '''turnover is the net result of the exits of some employees and entrance of others to the work organization." Sementara Werther (2007; 663) lebih "memfokuskan pengertian turnover sebagai kehilangan karyawan oleh suatu organisasi atau is the loss of employees by an organization. It represents employees who depart for a variety of reasons ".

Turnover adalah kata yang berkonotasi negatif. Misalnya dalam pertandingan bola basket, perpindahan bola (turnover) berarti pemain kehilangan bola, perpindahan bola (turnover) berarti pemain kehilangan bola. Tim yang paling banyak mengalami perpindahan bola biasanya menderita kekalahan. Dalam dunia bisnis, istilah turnover tersebut juga mempunyai arti yang serupa, bukan karena kehilangan bola melainkan kehilangan karyawan yang pindah ke perusahaan lain.

Turnover cukup merugikan perusahaan karena banyaknya biaya yang telah dikeluarkan seperti uang pesangon, ketidakmanfaatan fasilitas sampai mendapatkan pengganti karyawan yang keluar, biaya kepegawaian (seperti biaya rekruitmen, interview, test, biaya latihan dan lain sebagainya). Kerugian nyata adalah kehilangan produktivitas sampai karyawan baru mencapai tingkat produktivitas sama dengan karyawan lama yang berhenti tersebut. Ivancevich (2009; 419) "menyatakan bahwa jika karyawan menganggap diri mereka sebagai karyawan yang tidak efektif, tidak disukai atau tidak diperlukan, karyawan tersebut mungkin bisa keluar."

Namun, jika berfikir bahwa suatu perusahaan semestinya hanya mempekerjakan orang-orang yang sangat dibutuhkan, maka ide perpindahan karyawan mempunyai sisi baik mungkin bisa diterima sedikit demi sedikit, seperti yang dikatakan oleh Falconi dalam jurnal "Turnover can be good” (2006: 25).

Sejalan dengan itu, Mobley (2007; 28) juga "mengakui bahwa turnover dapat berdampak positif baik bagi perusahaan maupun karyawan sendiri." Dengan adanya perputaran karyawan (turnover) yang dilakukan oleh karyawan yang kurang berpotensi akan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk merekrut karyawan baru yang lebih berpotensi. Sementara itu karyawan yang berpotensi akan dapat mengembangkan potensinya diperusahaan lain dari pada karyawan tersebut tetap berada di perusahaan yang kurang menghargai potensinya.

Lebih lanjut Newstrom dan Davis (2010; 24) mengatakan "bahwa turnover yang tinggi mempunyai dampak negatif dan positif bagi perusahaan". Aspek negative yang dirasakan adalah susahnya mencari pengganti karyawan yang keluar tersebut dari segi kualitas, tingginya biaya pergantian karyawan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung, karyawan yang tinggal akan terganggu dengan perginya rekan kerjanya yang berprestasi tersebut, dan juga reputasi perusahaan dimata masyarakat tidak baik. Aspek positifnya, adanya kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan promosi internal dan pemasukan tenaga ahli.

Menurut Handoko (2010; 119) "perputaran karyawan adalah masuk dan keluarnya karyawan dari perusahaan untuk bekerja diperusahaan lain."

Menurut Malayu (2012; 64): "perputaran karyawan (labour turnover) adalah perbandingan antara masuk dan berhentinya karyawan dari suatu perusahaan."

Dengan adanya perputaran (turnover) karyawan dimaksudkan aliran para karyawan yang masuk dan keluar perusahaan yang pada dasarnya merupakan petujuk kestabilan karyawan, maksudnya adalah dengan makin tingginya perputaran karyawan berarti makin tinggi atau makin sering terjadinya penggantian karyawan, maka makin besarlah kerugian perusahaan yang bersangkutan dan juga dapat berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan didalam suatu perusahaan.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa rumus dari perputaran karyawan adalah jumlah karyawan yang diterima dikurangi jumlah karyawan yang keluar dibagi setengah jumlah dari karyawan awal ditambah jumlah karyawan akhir dikali seratus persen.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesetabilan karyawan harus mendapat perhatian serius dari pimpinan suatu perusahaan karena tingkat perputaran pada tahun 2010 dirasakan cukup tinggi yaitu mencapai 8 jika hal ini dibiarkan maka akan menghambat produktivitas karyawan dalam perusahaan tersebut.

Perputaran karyawan yang tinggi dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena selain dapat menghambat produktivitas kerja, karyawan yang keluar akan membawa berbagai macam biaya seperti biaya penarikan pegawai, biaya latihan, biaya pesangon, dan sebagainya. Makin seringnya perputaran karyawan yang terjadi maka akan makin sering terjadinya pergantian karyawan dan akan menghambat produktivitas kerja karyawan dalam suatu perusahaan.

Hal-hal yang menyebabkan perputaran karyawan menurut Falconi (2006; 25):
a. Promosi
Promosi berarti memperbesar wewenang dan tanggung jawab atau meningkatkan 
kedudukan seseorang ketingkat yang lebih tinggi. Promosi merupakan idaman setiap pegawai, karena dengan promosi akan diperoleh peningkatan status ekonomi dan status sosial. Promosi adalah salah satu faktor pendorong bagi para pegawai untuk menunjukan prestasi-prestasi yang besar. Tanpa adanya promosi untuk karyawan yang berprestasi maka akan menurunkan semangat kerja, produktivitas kerja, bahkan menurunkan efisiensi kerjanya sehingga dapat menyebabkan keluarnya pegawai dari suatu perusahaan.

b. Kesempatan pembayaran
Faktor upah merupakan salah satu faktor terjadinya perputaran karyawan, seperti yang digambarkan Gomez (1995; 390), tentang tingkat turnover yang terjadi disalah satu perusahaan kesehatan sebesar 72. Setelah dilakukan survey, diketahui bahwa penyebab terjadinya turnover yang tinggi tersebut karena rendahnya gaji yang diterima oleh karyawan.

c. Ketidakpuasan terhadap atasan atau teman sekerja
Rasa nyaman yang ada dalam lingkungan kerja akan sangat berpengaruh dalam menentukan sikap para karyawan. Apabila lingkungan pekerjaannya dirasakan aman dan nyaman maka seorang pekerja akan merasa betah dan tidak akan keluar dari pekerjaannya. Ketidakpusan terhadap atasan atau teman sekerja sangat berpengaruh dalam terjadinya turnover karena setiap manusia memiliki banyak perbedaan baik itu dari segi kelamin, usia, sikap, sifat, prilaku, agama dan perbedaan kepentingan. Menurut malayu (1990; 177) seorang pemimpin adalah "seseorang yang harus dapat membina kerja sama, mengarahkan dan mendorong gairah kerja para bawahannya ".

Jika seorang pemimpin dapat bekerja sama dan membina hubungan baik dengan bawahannya maka turnover tidak akan terjadi. Dan jika setiap individu dapat bekerja sama dengan baik maka perputaran karyawan tidak akan terjadi.

d. Ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu sendiri.
Seperti yang ditulis oleh Gomez (2011; 16) dalam bukunya "Managing Human Resources" "karyawan akan bertahan disuatu perusahaan lebih lama bila perusahaan tersebut menawarkan suatu kualitas kerja yang tinggi. Kualitas kerja yang tinggi berhubungan dengan kepuasan kerja yang lebih lanjut akan merupakan prediksi terhadap turnover."

Secara garis besar. Walker (1992; 168) menulis bahwa ada tiga faktor penyebab karyawan keluar dari perusahaan:
  • Voluntary termination: dalam hal ini karyawan yang keluar dengan tujuan untuk mencari pekerjaan lain. kembali kesekolah dan lain sebagainya.
  • Involuntary termination: dalam hal ini karyawan keluar karena adanya pengurangan jumlah karyawan oleh perusahaan, kineja buruk, disiplin tidak bagus, dan lain sebagainya.
  • Alasan lain seperti pensiun, meninggal dan ketidakmampuan.
Hal-hal yang menyebabkan perputaran karyawan menurut malayu (1990: 172):

a. Penarikan (recruitment)
Suatu proses pencarian para calon tenaga kerja yang mempunyai kemampuan sesuai dengan rencana kebutuhan suatu organisasi. Proses ini dimulai dari ketika organisasi itu mencari calon tenaga kerja yang dibutuhkan melalui berbagai cara sampai dengan penyerahan lamaran kepada perusahaan.

b. Tingkat Absensi
Tingkat absensi adalah perbandingan antara hari-hari yang hilang dengan keseluruhan hari kerja yang tersedia. Absensi berarti karyawan tidak hadir atau karyawan tidak bekerja pada hari-hari kerja. Absensi dapat terjadi karena sakit, pekerjaan membosankan, gaji rendah, Susana kerja yang kurang baik dan sebagainya. Absensi karyawan akan menimbulkan kerugian terhadap perusahaan misalnya pekerjaan terbengkelai. menurunnya semangat kerja, produktivitas juga ikut menurun. Supaya tingkat absensi ini tidak terjadi sehingga tidak menimbulkan Turnover yang tinggi maka manajer perusahaan harus memperhatikan masalah pemeliharaan pegawai, misalnya dengan memberi gaji yang wajar, menciptakan suasana kerja yang baik, perlakuan yang baik, jaminan- jaminan sosial yang lumayan serta penempatan promosi yang baik.

c. Pemindahan Pegawai
Pemindahan pewgawai dari satu jabatan ke jabatan yang lain, bertujuan untuk memajukan pegawai tersebut. Pemindahan pegawai ini dapat terjadi baik karena kainginan pegawai atau karena keinginan atasan. Keinginan pegawai untuk dipindahkan dari satu jabatan kejabatan lainnya terutama karena pegawai merasa tidak dapat bekerja sama dengan teman-temanya atau karena lingkungan ternpat ia bekerja kurang sesuai dengan keadaan fisiknya atau keinginannya.

d. Pemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawai berarti pemutusan hubungan kerja dengan pegawai, pemberhentian pegawai disebabkan oleh keinginan perusahaan, keinginan karyawan, kontrak kerja habis, peraturan pemburuhan, pensiun atau meninggal dunia. Pemberhentian pegawai oleh perusahaan disebabkan pegawai tersebut tidak bermanfaat merugikan perusahaan baik ditinjau dari sudut material maupun dari sudut moral.

e. Pemensiunan Pegawai
Pemensiunan pegawai disebabkan oleh karyawan yang sudah tua, karyawan yang sudang tidak produktif, karyawan yang tidak bisa bekerja dalam jabatan apapun karena sakit. Tetapi mereka masih diberikan uang pesangon atau dana pensiun sesuai dengan peraturan yang berlaku diperusahaan.

Satu hal yang tidak mungkin dicegah dan pasti selalu terjadi dalam kehidupan  organisasional adaiah karyawan yang mengajukan permohonan mengundurkan diri merupakan hal yang wajar, bahkan ada kalanya hal tersebut perlu terjadi.

Dikatakan demikian karena untuk memenuhi tuntutan dinamika organisasi selalu diperlukan tenaga yang baru yang mampu membawa, perspekrif baru, keahlian dan keterampilan baru. Namun demikian terjadinya permintaan berhenti selalu harus  diwaspadai, terutama apabila terjadi pada tingkat yang dirasakan sebagai diluar kewajaran. Kewaspadaan demikian penting guna menjamin bahwa turnover tersebut tidak terjadi karena ketidak puasan banyak orang dalam pekerjaannya. Artinya jika permintaan tersebut terjadi karena ketidakpuasan, maka faktor-faktor penyebabnya perlu segera diidentifikasi dan sedapat mungkin diatasi.

Faktor yang Mempengaruhi Perputaran Karyawan (Labour Turnover)
Sebagaimana telah dipaparkan diatas, perputaran (turnover) karyawan terjadi  karena keluar dan masuknya karyawan yang secara terus menerus berlanjut dari tahun ketahun. Perputaran karyawan tersebut terjadi karena adanya factor yang  mendukung. Dengan demikian akan dijelaskan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perputan (turnover) karyawan menurut Mobley (2007; 95):

1. Faktor Internal
Dari faktor ini, ada lima sisi yang bisa dilihat:

a. Budaya Organisasi
Kepuasan terhadap kondisi-kondisi kerja dars kepuasan dan kerabat-kerabat kerja seperti: kondisi kerja yang dipandang kurang atau tidak memadai, lingkungan atau situasi kerja yang kurang mendukung terjadinya konflik yang berlarut-larut tanpa penyelesaian yang kurang memuaskan, perencanaan sumber daya manusia ys-ig kurang baik faktor- faktor inilah yang dapat menyebabkan terjadinya turnover karyawan.

b. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, kepuasan terhadap pemimpin dan variabel-variabel lainnya seperti: perlakuan yang tidak adil dari seorang pemimpin kepada bawahannya, kurangnya proses sosialisasi dari seorang pemimpin sehingga menimbulkan tidak adanya kerja sama antara pemimpin dengan pegawainya hal-hal seperti inilah yang menyebabkan terjadinya perputaran karyawan.

c. Kompensasi
Penggajian atau upah merupakan salah satu faktor pendorong terjadi perputaran karyawan seperti: imbalan yang diterima kurang memadai, kesejahteraan karyawan yang disepelekan, tidak adanya fasilitas-fasilitas yang mendukung. Faktor-faktor ini lah yang menyebabkan turnover.

d. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja sangat berpengaruh daiam perputaran karyawan, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah dengan adanya kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan karyawan dapat berupa pemberian gaji atau upah yang memadai, pemberian fasilitas-fasilitas dalam bekerja, pemberian keamanan dan keselamatan dalam bekerja, pemberian jaminan kesehatan dan lain sebagainya. Dengan adanya hal-hal tersebut dapat tercipta rasa kepuasan dalam bekerja dan dapat memotivasi para pekerja sehingga terciptanya produktivitas dalam bekerja. Faktor kepuasan dalam bekerja dapat mempengaruhi turnover karyawan.

e. Karir
Kepuasan terhadap promosi merupakan salah satu faktor yang dapat  menentukan turnover. Karir sangat berkaitan dengan promosi karena dengan adanya promosi dapat meningkatkan karir seorang karyawan maka dengan sendirinya hak, kewajiban dan pendapatan dari seorang karyawan akan semakin besar.

2. Faktor Eksternal
Dari faktor eksternal ada dua sisi yang bisa dilihat:

a. Aspek Lingkungan
Dalam aspek ini dapat berupa iklim dan kondisi kerja, jauhnya lokasi pabrik dengan pusat kota dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan apalagi bagi karyawan berusia muda yang masih haus dengan hiburan dan masih dalam kondisi labil, tumbuhnya industri-industri baru yang sejenis, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti itulah yang dapat mendorong terjadinya turnover  karyawan dalam suatu perusahaan.

b. Aspek Individu
Dalam aspek ini dapat berupa usia kerja dan masa kerja lebih singkat besar kemungkinannya untuk keluar, para karyawan yang kurang terlatih sehingga belum menekuni bidangnya dengan maksimal, pensiun, meninggal, mutasi dan lain sebagainya hal-hal inilah yang dapat mendorong terjadinya turnover karyawan.

Menurut Saks (1996; 226) "Karyawan yang menjunjung etos kerja akan lebih suka untuk tetap berada diperusahaan tempat karyawan tersebut bekerja" secara tidak langsung sikap tersebut berhubungan dengan rendahnya keinginan untuk keluar. Menurut Saks masih dalam buku yang sama ada empat alasan mengapa perpindahan karyawan itu dianggap baik, yaitu:
  • Menghemat Uang Perpindahan karyawan itu menghemat lebih banyak uang daripada biaya yang harus dikeluarkan, terutama bila peusahaan sudah lebih relatif stabil. Misal sebuah perusahaan mempekerjakan 10 orang karyawan kemudian ada salah satu karyawan yang keluar, pekerjaan yang ditinggalkan oleh karyawan yang keluar tersebut bisa didistribusikan kepada karyawan-karyawan lain yang masih bekerja.
  • Membuat perusahaan lebih bersaing dalam biaya Jika salah satu dari karyawan ada yang keluar, perusahaan dapat menggantikannya dengan karyawan lain yang lebih murah.
  • Menyuntikan ide baru ke perusahaan Perusahaan membutuhkan perpindahan karyawan untuk mendapatkan orang-orang baru yang mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menghadapi persoalan.
  • Menciptakan kesempatan bagi karyawan lain, dan meningkatkan moral karyawan.
Dengan menciptakan kesempatan bagi karyawan lain dan meningkatkan moral karyawan maka akan banyak calon karyawan muda masuk. Setelah mereka diterima mereka akan memperoleh pengalaman dan kecakapan dalam bekerja sehingga jika ada tawaran pekerjaan yang menurut mereka  lebih baik dalam perolehan kompensasi mereka memiliki kesempatan pindah keperusahaan tersebut.