Manusia purba atau yg biasa dinamakan bersama manusia prasejarah ialah manusia yg hidup sebelum tulisan ditemukan. Trik hidup mereka tetap teramat sederhana & tetap amat bergantung kepada alam. Di Indonesia sendiri terdapat sekian banyak website lokasi di mana fosil manusia purba tidak sedikit ditemukan, seperti di Mojokerto, Solo, Ngandong, Pacitan, atau yg paling populer adalah Sangiran. Berikut yakni sekian banyak kategori manusia purba yg fosilnya sempat ditemukan di Indonesia.
Ciri-Ciri Meganthropus paleojavanicus
Memiliki tonjolan tajam di belakang kepala.
Bertulang pipi tebal dgn tonjolan kening yg mencolok.
Tak memiliki dagu, maka lebih menyerupai kera.
Memiliki otot kunyah, gigi, & rahang yg gede & kuat.
Makanannya berupa tumbuh-tumbuhan.
pithecanthropus erectus
Tulang tengkorak Pithecanthropus erectus
Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois terhadap thn 1891 disekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Fosil yg ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, & tulang kaki.
Pithecanthropus mojokertensis, dinamakan pun bersama Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald kepada thn 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yg ditemukan cuma berupa tulang tengkorak anak-anak.
Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua area terpisah oleh Von Koeningswald & Oppernoorth di Ngandong & Sangiran antara th 1931-1933. Fosil yg ditemukan berupa tengkorak & pun tulang kering.
Ciri-ciri Pithecanthropus
Mempunyai tinggi badan antara 165-180 centi meter.
Tubuh tegap, tapi tak setegap Meganthrophus.
Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.
Tonjolan kening tebal & melintang sepanjang pelipis.
Hidung lebar & tak berdagu.
Memiliki rahang yg kuat & geraham yg akbar.
Makanan berupa tumbuhan & daging hewan buruan.
Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald & Weidenrich antara thn 1931-1934 di sekitar sungai bengawan solo. Fosil yg ditemukan cuma berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri husus yg dipunyai oleh manusia purba tipe ini antara lain, volume otak antara 1000 – 1300 cc; tinggi tubuh antara 130 – 210 centimeter; muka tak menonjol ke depan; pula berlangsung tegap dengan cara bipedal (dua kaki). Homo soloensis diperkirakan sempat hidup antara 900.000 hingga 300.000 thn yg dulu.
Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois terhadap thn 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil yg ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, & sekian banyak ruas tulang leher. Ciri-ciri Homo wajakensis antara lain, mempunyai muka lebar & datar; hidungnya lebar & bidang mulutnya menonjol; tulang tengkorak telah membulat; pun mempunyai tonjolan yg agak mencolok di dahi. Homo wajakensis diperkirakan hidup antara 40.000 hingga 25.000 thn yg dulu.
Homo floresiensis, ditemukan ketika penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia & University of New England, Australia terhadap th 2003. Dikala dilakukan penggalian terhadap kedalaman lima m, ditemukan kerangka serupa manusia yg belum membatu (belum jadi fosil) dgn ukurannya yg amat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 & 13.000 th SM. Ciri-ciri Homo floresiensis antara lain, tinggi tubuh kurang dari 1 m; berbadan tegap; terjadi dengan cara bipedal; volume otak kurang lebih 417cc; juga tak mempunyai dagu.
1. Meganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata-kata; Megan= agung, Anthropus= manusia, Paleo= sepuh, Javanicus= dari Jawa. Menjadi sanggup disimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh agung tertua di Jawa. Fosil manusia purba ini ditemukan di daerah Sangiran, jateng antara th 1936-1941 oleh seseorang peneliti Belanda bernama Von Koeningswald. Fosil tersebut tak ditemukan dalam kondisi kumplit, melainkan cuma berupa sekian banyak sektor tengkorak, rahang bawah, pun gigi-gigi yg sudah lepas. Fosil yg ditemukan di Sangiran ini diperkirakan sudah berusia 1-2 Juta thn.Ciri-Ciri Meganthropus paleojavanicus
Memiliki tonjolan tajam di belakang kepala.
Bertulang pipi tebal dgn tonjolan kening yg mencolok.
Tak memiliki dagu, maka lebih menyerupai kera.
Memiliki otot kunyah, gigi, & rahang yg gede & kuat.
Makanannya berupa tumbuh-tumbuhan.
2. Pithecanthropus
Fosil manusia purba type Pithecanthrophus yakni kategori fosil manusia purba yg paling tidak sedikit ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yg terjadi tegak. Paling tak terdapat tiga kategori manusia Pithecanthropus yg ditemukan di Indonesia, yakni Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, & Pithecanthropus soloensis. Berdasarkan pengukuran usia lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yg ditemukan di Indonesia memiliki usia yg bervariasi, ialah antara 30.000 hingga 1 juta th yg dulu.pithecanthropus erectus
Tulang tengkorak Pithecanthropus erectus
Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois terhadap thn 1891 disekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Fosil yg ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, & tulang kaki.
Pithecanthropus mojokertensis, dinamakan pun bersama Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald kepada thn 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yg ditemukan cuma berupa tulang tengkorak anak-anak.
Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua area terpisah oleh Von Koeningswald & Oppernoorth di Ngandong & Sangiran antara th 1931-1933. Fosil yg ditemukan berupa tengkorak & pun tulang kering.
Ciri-ciri Pithecanthropus
Mempunyai tinggi badan antara 165-180 centi meter.
Tubuh tegap, tapi tak setegap Meganthrophus.
Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.
Tonjolan kening tebal & melintang sepanjang pelipis.
Hidung lebar & tak berdagu.
Memiliki rahang yg kuat & geraham yg akbar.
Makanan berupa tumbuhan & daging hewan buruan.
3. Homo
Manusia purba dari genus Homo yakni type manusia purba yg berusia paling jejaka, fosil manusia purba tipe ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 thn SM. Dari volume otaknya yg telah menyerupai manusia modis, bakal didapati bahwa manusia purba ini telah adalah manusia (Homo) & bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Di Indonesia sendiri ditemukan tiga kategori manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis, & Homo floresiensis.Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald & Weidenrich antara thn 1931-1934 di sekitar sungai bengawan solo. Fosil yg ditemukan cuma berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri husus yg dipunyai oleh manusia purba tipe ini antara lain, volume otak antara 1000 – 1300 cc; tinggi tubuh antara 130 – 210 centimeter; muka tak menonjol ke depan; pula berlangsung tegap dengan cara bipedal (dua kaki). Homo soloensis diperkirakan sempat hidup antara 900.000 hingga 300.000 thn yg dulu.
Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois terhadap thn 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil yg ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, & sekian banyak ruas tulang leher. Ciri-ciri Homo wajakensis antara lain, mempunyai muka lebar & datar; hidungnya lebar & bidang mulutnya menonjol; tulang tengkorak telah membulat; pun mempunyai tonjolan yg agak mencolok di dahi. Homo wajakensis diperkirakan hidup antara 40.000 hingga 25.000 thn yg dulu.
Homo floresiensis, ditemukan ketika penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia & University of New England, Australia terhadap th 2003. Dikala dilakukan penggalian terhadap kedalaman lima m, ditemukan kerangka serupa manusia yg belum membatu (belum jadi fosil) dgn ukurannya yg amat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 & 13.000 th SM. Ciri-ciri Homo floresiensis antara lain, tinggi tubuh kurang dari 1 m; berbadan tegap; terjadi dengan cara bipedal; volume otak kurang lebih 417cc; juga tak mempunyai dagu.